MenurutWikipedia; Survival Skills adalah kemahiran yang dapat membantu seseorang mengharungi keadaan merbahaya (seperti ribut petir atau gempa bumi); atau dalam kawasan merbahaya (seperti di gurun, kawasan pergunungan dan di dalam hutan rimba). Kita seharusnya bersikap selalu mengingatkan diri bahawa ikhtiar hidup itu adalah melakukan Apa yang kamu lakukan ketika sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang kamu inginkan? Mungkin, beberapa di antara kamu sering menunggu hasil dengan perasaan cemas tak karuan yang bikin diri sendiri gak nyaman. Oleh karena itu, ada tips sederhana namun sering terlupakan bagi kamu yang sudah berusaha dengan maksimal, yaitu dengan mengembangkan sikap pasrah setelah berusaha semaksimal mungkin. Ingat, pasrah yang dimaksud disini adalah suatu sikap atau perasaanmu yang sudah terbebaskan dari hasil apapun yang akan kamu terima, tentunya sesudah berusaha dan bukan bermalas-malasan ya. Jadi, yuk kita simak dulu 5 alasan kenapa sebaiknya kamu bersikap pasrah setelah melakukan usaha dengan segenap hati. 1. Tidak semua hal berada dalam kendali kita Sebagai manusia biasa, terlepas dari sebanyak apapun usaha yang sudah kita lakukan kita tetap tidak bisa mengendalikan semua hal dalam hidup. Memang, usaha seseorang biasanya menentukan seberapa baik hasil yang ia akan diterima. Tapi, tentu realita hidup tidak selalu seperti itu bukan? Percayakan segenap usaha yang sudah kamu lakukan kepada Tuhan, percayalah hasil apapun yang kamu terima adalah untuk kebaikanmu sendiri. Kalau berhasil ya bersyukurlah, kalaupun gagal mungkin ada pelajaran yang bisa kamu petik dari kegagalan tersebut yang pastinya untuk memperbaiki kesalahan agar lebih baik lagi kedepannya. Setuju bukan? 2. Menghindari rasa kecewa yang berlebihan Pidvalnyi Pentingnya mengembangkan sikap pasrah setelah berusaha dengan maksimal adalah untuk menghindari rasa sakit dan kecewa akibat hasil yang mungkin tidak kita inginkan. Kalau kamu sudah pasrah, maka ketika hasil yang didapat tidak sesuai pun kamu bisa lebih santai dan tenang menghadapinya meskipun dalam hati kecilmu masih ada rasa kecewa. Tapi, setidaknya lebih baik daripada bersungut-sungut bukan? 3. Belajar untuk menerima Tướng Quân Berkaitan dengan poin sebelumnya, selain menghindari kekecewaan yang berlebihan akibat kegagalan setelah berusaha, kamu bisa mulai belajar untuk menerima. Ya, dalam hidup tidak semua keinginan kita bisa terwujud meskipun sudah berusaha dengan maksimal. Jadi, dengan penerimaan diri kamu tidak akan menyalahkan diri sendiri maupun orang lain dan tentunya hati kamu akan terasa lebih damai tanpa terikat dengan kesedihan maupun kekecewaan yang berlebihan. Baca Juga Meski Dari Keluarga Miskin, Perjuangan 7 Idol Korea Ini Jadi Inspirasi four. Sebagai indikator bahwa kamu telah berusaha dengan segenap hati Furtado Nah, seringkali orang bertanya-tanya apakah usaha yang ia lakukan masih kurang sehingga tidak membuahkan hasil sesuai yang diharapkan. Padahal, seperti yang sudah dijelaskan pada poin di atas bahwa tidak semua hal berada dalam kendali kita. Jadi, kalau kamu sudah terbiasa bersikap pasrah ketika sudah berusaha dengan segenap hati maka kamu akan tahu bahwa kamu sudah berusaha dengan baik dan bisa lebih menghargai dirimu sendiri. Jadi, mulai sekarang latihlah dirimu berusaha maksimal sekaligus pasrah ya! 5. Kalaupun gagal, dengan sikap pasrah maka kamu tidak akan kapok untuk terus berusaha semaksimal mungkin mars Terakhir nih, banyak orang yang sangat takut dan trauma dengan kegagalan akibat berharap terlalu tinggi. Yang terpenting dari sikap pasrah ini adalah kamu benar-benar tidak terikat lagi dengan hasil yang diterima sehingga kalaupun gagal dan mencoba lagi kamu tidak akan terbebani dengan kegagalan sebelumnya. Sehingga, mudah-mudahan kamu bisa lebih optimis dan bahagia ketika sedang berusaha maupun menerima hasil. Itulah kelima alasan kenapa kamu sebaiknya pasrah ketika sudah berusaha dengan semaksimal mungkin. Semoga bermanfaat ya! Baca Juga Perjuangan Perempuan Ilmu Tentang Ikhlas & Pantang Menyerah dari Sri IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Source
Jangansampai menyesal karena kamu tidak bisa menghargai hal yang berharga itu baik-baik. Karena hidup itu sangatlah singkat. Pilihan ada ditangan kita sendiri. Tuhan yang mengizinkan. Maka manfaatkanlah kebebasan pilihan yang diberikan Tuhan kepada kita dengan mengoptimalkan usaha/ikhtiar itu berikut dengan resiko dan tanggungjawabnya.
Ikhtiar adalah – Dalam hidup pasti ada suatu keinginan, nah untuk mencapai keinginan dalam kehidupannya seseorang akan melakukan tiga hal yaitu ikhtiar, berdoa dan kemudian tawakal. Ketiganya tidak hanya dilakukan oleh manusia melainkan seluruh makhluk hidup di muka bumi. Tidak hanya itu, pelaksanaannya tidak hanya dilakukan oleh umat Islam melainkan seluruh umat manusia di dunia. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang ikhtiar, mulai dari pengertian hingga ciri-ciri orang yang berikhtiar. Jadi, tetap simak artikel ini sampai habis, Grameds. Pengertian IkhtiarHubungan Ikhtiar, Doa dan TawakalCiri-Ciri Orang yang Berikhtiar1. Bekerja Keras2. Selalu Bersungguh-sungguh3. Tidak Mudah Putus Asa4. Memiliki Sikap Tanggung Jawab5. Tekun dan Rajin BelajarContoh Ikhtiar Dalam KehidupanManfaat IkhtiarPerbedaan Ikhtiar dan Tawakal Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab yang berarti sama dengan berusaha. Secara istilah ikhtiar yaitu segala perbuatan yang dilakukan manusia untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau suatu usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya dan dilakukan secara sepenuh hati. Selain itu, ikhtiar bisa diartikan sebagai suatu cara untuk bersungguh-sungguh dan semaksimal mungkin dengan mengerahkan segala kemampuan dan keterampilan serta dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam. Pengertian secara umum, ikhtiar dipandang sebagai sikap seorang muslim mengerahkan segala usaha yang dimilikinya. Sedangkan pengertian secara khusus, arti ikhtiar adalah salah satu senjata ampuh bagi umat muslim untuk berjuang meraih kesuksesan dunia. Itu artinya, dengan sikap ikhtiar, seorang muslim akan terhindar dari rasa ingin menyerah dan putus asa. Saat berikhtiar, seorang muslim juga akan lebih berpeluang dalam meraih segala hal yang dia inginkan. Bukan saja tentang keinginan dunia, melainkan juga keinginan tentang kehidupan di akhirat. Pasalnya, ikhtiar merupakan satu sikap yang dianjurkan untuk dimiliki umat muslim yang taat. Anjuran tentang untuk selalu berikhtiar tidak saja ada di pengajian-pengajian. Anjuran ini juga datang langsung dari Allah SWT melalui potongan ayat dalam ayat Alquran. Bahkan, beberapa kali Allah SWT menyinggung perihal ikhtiar dalam Al Quran Surat An Najm Ayat 39-42 berikut ini yaitu Wa al laisa lil-insāni illā mā sa’ā, wa anna sa’yahụ saufa yurā, ṡumma yujzāhul-jazā`al-aufā, wa anna ilā rabbikal-muntahā Artinya “Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, bahwa sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian dia akan diberi balasan atas amalnya itu dengan balasan yang paling sempurna, bahwa sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahan segala sesuatu,” Di samping itu, Tafsir Tahlili juga menafsirkan, surah An Najm ayat 39-42 ini hendak menunjukkan tentang perintah Allah SWT agar hambaNya dapat senantiasa beramal dan berikhtiar. Apapun hasilnya, kewajiban manusia hanyalah berusaha dan hasilnya hanya Allah SWT yang dapat menentukan. Begitu juga ada sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya tentang ikhtiar. Hal ini membuktikan bahwa ikhtiar merupakan salah satu perkara penting bagi umat muslim. Seperti Sabda Rasulullah SAW sebagai berikut ini Artinya “Tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah. Tangan diatas yaitu pemberi, sedang tangan dibawah yaitu peminta.” HR. Bukhari no. 1429 dan Muslim no. 1033 Hubungan Ikhtiar, Doa dan Tawakal Pengertian ikhtiar adalah satu rangkaian dari tritunggal yaitu ikhtiar, doa dan tawakal. Bahkan, tidak dapat dipisahkan satu sama lain, sehingga dalam mencapai suatu hal atau memenuhi kebutuhan, ketiganya perlu dilakukan bersamaan. Pada umumnya, secara urutan ikhtiar menduduki posisi pertama. Baru kemudian dibarengi dengan berdoa kemudian memupuk sikap bertawakal. Berarti ketiganya perlu dilakukan bersamaan dan dalam porsi yang seimbang. Ikhtiar tanpa doa dan tawakal tidak hanya menjadikan seseorang sombong melainkan juga terlalu ambisius. Biasanya, pelakunya menghalalkan segala cara dan kemudian mudah kecewa bahkan depresi saat keinginan dan kebutuhannya tidak tercapai. Sebaliknya, saat seseorang tawakal dan atau berdoa saja, ia termasuk golongan orang yang bodoh. Tuhan tidak akan mengulurkan tangannya secara langsung kepada hamba-Nya yang hanya meminta lewat doa di dalam rumah tanpa berusaha. Ciri-Ciri Orang yang Berikhtiar Berdasarkan penjelasan arti ikhtiar di atas, kita dapat simpulkan bahwa berikhtiar dalam hidup adalah sebuah keharusan. Namun, tentu tak bisa dimungkiri, menjadi seorang yang selalu berikhtiar bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu dan proses untuk menjadi seorang yang menjalani hidup dengan penuh ikhtiar. Secara umum, seorang yang berikhtiar menunjukkan beberapa ciri. Berikut ciri-ciri orang yang berikhtiar dalam hidupnya yaitu 1. Bekerja Keras Seorang yang berikhtiar akan terus bekerja keras dalam menggapai sebuah mimpi. Mereka akan terus berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan dan tenaga untuk mewujudkan mimpi atau cita-citanya. Manusia memiliki kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT untuk menjadi lebih baik dengan potensi fisik dan psikisnya. Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 6 yang artinya Artinya “Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari seluruh alam” Al ankabut ayat 6. Melalui kemampuan fisik dibantu atau tanpa kemampuan psikis yang tinggi, manusia dapat bekerja keras untuk berbuat kebaikan bagi dirinya sendiri Nawawi,1993164. Usaha yang keras tidak akan mengkhianati hasil yang ingin dicapai. Ikhtiar dilakukan dengan maksimal dan bersungguh-sungguh agar tercapai suatu yang diharapkan. Allah berjanji akan merubah kondisi suatu hamba setelah hamba tersebut bersungguh-sungguh mengubah kondisinya menuju lebih baik dengan jalan ikhtiar. 2. Selalu Bersungguh-sungguh Tidak hanya bekerja keras, orang yang berikhtiar juga akan menjalani kehidupannya dengan bersungguh-sungguh. Mereka mempunyai niat dan hati yang teguh dalam menetapkan dan berusaha meraih tujuan. 3. Tidak Mudah Putus Asa Seperti yang disinggung di awal, sikap ikhtiar akan menjauhkan seseorang dari rasa putus asa. Mereka meyakini bahwa setiap usaha yang dikerahkan, atas kuasa Allah SWT akan terbayarkan oleh hasil memuaskan. Sifat putus asa sangat dibenci oleh Allah. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 87 tentang larangan berputus asa yaitu Artinya “Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” surat Yusuf ayat 87. Keputusasaan identik dengan kekufuran yang besar. Seseorang yang kekufurannya belum mencapai tingkat itu, dia biasanya tidak kehilangan harapan. Sebaliknya, semakin mantap keimanan seseorang, maka semakin besar pula harapannya bahwa keputusasaan hanya layak dari manusia durhaka karena menganggap bahwa kenikmatan yang hilang tidak akan kembali lagi. 4. Memiliki Sikap Tanggung Jawab Sikap tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Selain itu, tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Maka dari itu, tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku manusia untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial, dan budaya, Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 5. Tekun dan Rajin Belajar Dengan belajar, manusia bisa hidup bermartabat dan membangun peradaban yang bersendikan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Dalam Islam belajar adalah ibadah. Bahkan, selama hidup kita adalah belajar buat pengalaman untuk menjadi lebih baik. Pengalaman adalah pelajaran terbaik. Dengan belajar pun kita dapat memperdalam agama Islam lebih jauh untuk mendapat ilmu yang bermanfaat. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW berikut ini Artinya “Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.” HR Muslim no. 1631. Belajar itu bukan sekadar datang ke sekolah untuk mendengar dan mencatat apa yang disampaikan guru, melainkan juga berusaha mengembangkan pemikiran, pengetahuan, kepribadian, moralitas dan profesionalitas. Contoh Ikhtiar Dalam Kehidupan Ikhtiar adalah berusaha sungguh-sungguh dengan cara terbaik yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh ikhtiar dalam kehidupan sehari-hari yaitu Seorang siswa giat belajar karena ingin mendapatkan prestasi yang baik. Bekerja keras karena ingin menjadi sukses. Bertobat kepada Allah SWT karena ingin mendapatkan ampunan-Nya Rajin beribadah dengan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya karena ingin mendapatkan rahmat Allah SWT. Saat sedang sakit, seseorang berobat dengan mengharapkan kesembuhan dari Allah SWT. Saat sedang sakit, seseorang berobat dengan mengharapkan kesembuhan dari Allah SWT. Seorang siswa giat belajar karena ingin mendapatkan prestasi yang baik. Seorang yang bekerja keras untuk meraih kesuksesan. Secara garis besar dapat disimpulkan, bahwa arti ikhtiar adalah berusaha sebaik-baiknya dalam hidup. Oleh karena itu, setiap manusia tanpa terkecuali dianjurkan untuk selalu berikhtiar. Tidak peduli anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Ikhtiar akan membawa mereka pada kehidupan yang lebih bersemangat dan jauh dari putus asa. Manfaat Ikhtiar Ikhtiar dalam hidup menjadi sebuah keharusan, terutama bagi mereka yang beragama Islam. Sebab, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ikhtiar artinya berusaha sebaik-baiknya. Oleh sebab itu, hanya dengan berikhtiar seorang muslim bisa mendapatkan hasil yang terbaik dalam hidup baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu dalam agama Islam, ikhtiar ternyata juga mendatangkan banyak manfaat bagi yang melakukannya. Selain itu, ada beberapa manfaat dari melakukan ikhtiar. Adapun beberapa manfaat berikhtiar adalah sebagai berikut Orang yang berikhtiar mempunyai jiwa yang ulet, tekun, dan tidak mudah berputus asa. Orang yang berikhtiar cenderung mandiri karena tidak tergantung pada bantuan orang lain. Lantaran telah berusaha semaksimal mungkin dan telah mencurahkan kemampuan yang dimiliki, orang yang berhasil setelah berikhtiar akan mendapatkan kepuasan luar biasa. Lebih menghargai jerih payah usaha dan proses yang dilalui baik oleh diri sendiri maupun orang lain, sehingga, juga tidak akan mudah memandang orang lain sebelah mata. Orang yang berikhtiar juga akan dipandang istimewa oleh Allah SWT dan orang lain. Perbedaan Ikhtiar dan Tawakal Ikhtiar artinya berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai tujuan. Selain ikhtiar, dalam Islam juga dikenal adanya istilah tawakal. Secara umum, istilah tawakal juga mempunyai arti yang berkaitan erat dengan usaha seseorang dalam meraih tujuan. Kendati demikian, ternyata tetap ada perbedaan makna antara ikhtiar dan tawakal. Jika ikhtiar artinya usaha sebaik-baiknya, maka makna tawakal lebih mengacu pada menyerahkan hasil dari keras kita pada Allah SWT. Itu artinya, ikhtiar dan tawakal sebaiknya dilakukan secara satu paket. Dalam mengerjakan sesuatu, seorang muslim wajib berikhtiar kemudian bertawakal. Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan. Menurut ajaran Islam, tawakal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi, arti tawakal yang sebenarnya menurut ajaran Islam ialah menyerah diri kepada Allah SWT setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang ditetapkan. Tawakal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuan-Nya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tentram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Berikhtiar akan membuat seorang muslim bekerja sebaik-baiknya, mencurahkan kemampuan yang dia miliki. Sementara, bertawakal akan membuat seorang muslim lebih tenang dan ikhlas lantaran telah menyerahkan hasil dari kerja kerasnya pada Allah SWT. Pengertian ikhtiar dari segi bahasa adalah “usaha atau bekerja”. Sedangkan jika ditinjau dari segi istilah, usaha ikhtiar adalah suatu upaya sungguh-sungguh dengan memberdayakan seluruh pemikiran dan zikir untuk dapat mengaktualisasikannya atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah SWT dan juga menempatkan dirinya bagian dari masyarakat yang terbaik khaira ummah. Dengan kata lain, dengan berikhtiar, manusia dapat memanusiakan dirinya. Hampir disetiap taraf dan sudut kehidupan, Anda akan menyaksikan betapa banyaknya orang yang bekerja dalam berbagai macam profesi. Dalam melakukan pekerjaan tersebut, tentu saja terdapat sesuatu yang dikejar, ada tujuan serta usaha ikhtiar yang sungguh-sungguh untuk mewujudkan aktivitasnya tersebut agar mempunyai arti atau bermakna dalam kehidupannya. Bagi seorang muslim, dalam berusaha haruslah mempunyai visi dan misi yang jelas, yakni tidak bekerja asal-asalan. Namun, pandangan tersebut sungguh sangat jelas tertanam dengan sangat kokohnya dalam diri setiap pribadi Muslim sehingga ia akan membuat suatu perencanaan bahwa setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh semangat dan antusias. Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang mengisyaratkan agar manusia berusaha ikhtiar dalam kehidupannya. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi yaitu Artinya “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah SWT dan ingatlah Allah SWT banyak-banyak supaya kamu beruntung.” al-Jum’āh 10. Dari keterangan ayat di atas, dapat dipahami bahwa Allah SWT menyuruh manusia untuk tampil berusaha ikhtiar sebagai pekerja dalam rangka mencapai keberuntungan hidup di dunia ini, di samping tidak meninggalkan atau mengabaikan amalan untuk kesiapan hidup di akhirat nantinya, salah satunya dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya. Demikian pembahasan tentang pengertian ikhtiar, hingga ciri-ciri orang yang berikhtiar. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Jika kamu ingin mencari buku tentang Islam, maka bisa mendapatkannya di Sebagai SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Yufi Cantika Sukma Ilahiah BACA JUGA Macam-Macam Takdir dan Contohnya Contoh Takdir yang Bisa Diubah dan Tidak Bisa Diubah Pengertian Optimis, Ciri-Ciri dan 5 Manfaatnya Ketahui Arti Menuntut Ilmu, Kewajiban, serta Keutamaannya Doa Minta Jodoh dan Amalan untuk Mempercepat Datangnya Jodoh Memahami Doa Kesembuhan untuk Diri Sendiri dan Orang Sakit ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Kitamasih asyik posting dan pasang status di social media, target kerjaan kita semua jalan terus. Dan bisa jadi juga ada yang mencapai kegagalan bukan karena kita yang malas atau ogah-ogahan. Bisa saja kita single fighter dan tidak ada orang yang bisa diajak berdiskusi. Sistemnya belum mendukung. Arahannya belum jelas dan banyak hal lain. Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik, bidang usaha yang akan dilakukann harus dikuasai dengan mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-hati mencari teman mitra yang mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-perbaikan dalam manajemen yang professional. Ikhtiar itu bertingkat-tingkat, yaitu Pertama, ikhtiarnya orang awam seperti kita kebanyakan. Kedua, nya iktiar orang khawas yang sudah jauh anak tangganya ke atas. Dan yang ketiga,ikhtiar lnya khawasul khawas, yaitu orang yang sudah mencapai pada tingkat puncak. Namun demikian, ikhtiar juga sering disalahpahami oleh sebagian di antara kita, seolah-olah orang yang ikhtiar itu pasrah. Apakah maksud dari pasrah? Terkadang orang menyangka bahwa makna ikhtiar itu meninggalkan usaha dengan badan, meninggalkan pengaturan dengan hati dan jatuh di atas bumi bagaikan daging di atas landasan tempat memotong daging. Lihatlah daging di atas dapur tempat pemotongan itu! Bukanlah seperti ini seharusnya seorang muslim ikhtiar, yaitu seperti daging yang tergeletak, tak ada usaha sama sekali. Ini adalah sangkaan orang-orang yang bodoh. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin memberikan klarifikasi terhadap kita, bahwa yang dimaksud dengan ikhtiar bukanlah seperti itu, bukanlah hanya dengan berdoa saja, yang pokoknya semua denyut jantungnya diserahkan kepada Tuhan. Bukanlah ini yang disebut ikhtiar. Malah dikatakan, bahwa hal seperti ini tak lain merupakan sangkaan orang-orang yang bodoh, karena yang demikian itu diharamkan oleh syari’ah kita. Sebaliknya, kita wajib untuk bergerak. Banyak sekali ayat-ayat Alquran yang membahas mengenai hal ini. Allah berfirman Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. At-Taubah 105 Kita tidak disuruh hanya berdiam diri saja. Malahan Allah bersumpah 1 Demi masa. 2 Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, 3 kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Al-’Ashr 1-3 Jadi, jangan ada yang beranggapan bahwa semakin tinggi tingkat kepasrahan seseorang jika ia hanya berdoa saja, meninggalkan keramaian, menelantarkan anak cucu dan keluarga. Hal ini justru berdosa. Rasulullah pernah menegur tiga komponen sahabatnya berkenaan dengan hal ini. Ketika itu ada yang menyatakan, “Ya Rasulullah, alhamdulillah, ibadahku sudah meningkat, tak pernah lagi melakukan hubungan suami-isteri. Semua itu kulakukan demi untuk berkonsentrasi penuh terhadap cintaku kepadamu lebih dari cintaku kepada istri. Cintaku tak boleh lagi berbagi selain kepadamu.” Mendengar ini, Rasulullah setengah marah. Beliau pun berkata kepada orang itu, “Aku ini seorang rasul, tetapi juga mempunyai isteri dan anak. Haknya isteri ada pada kita, begitu juga haknya anak.” Kemudian ada lagi yang datang, lalu menyatakan, “Ya Rasulullah, aku berbahagia, karena aku tak pernah lagi tidur malam. Waktu sepenuhnya aku gunakan untuk salat, serta puasa sepanjang hari.” Mendengar ini, Rasulullah kemudian berkata, “Bukanlah begitu seharusnya, karena badan ini juga ada haknya.” Sesungguhnya, pembekasan ikhtiar itu nampak dalam gerak-gerik seorang hamba. Bekas-bekas keikhtiaran bisa dilihat jika orang tersebut berusaha dengan ikhtiarnya. Jadi, ikhtiar itu adalah usaha. Seseorang yang sakit wajib hukumnya untuk berobat. Kita tidak boleh berpasrah diri begitu saja ketika sakit. Orang yang mati dalam keadaan tidak berikhtiar, maka sama saja orang tersebut mati bunuh diri. Ada kalanya usaha tersebut dilakukan untuk menarik manfaat, yaitu seperti bekerja. Jika kita bekerja di kantor misalkan yang itu ada gajinya, maka hal ini merupakan usaha ikhtiar untuk hidup. Kalau kita sudah memperoleh manfaat, kemudian kita pelihara manfaat itu, maka ini adalah bagian dari ikhtiar. Dalam hal ini harus pula diingat, bahwa kita jangan bersikap mubazir. Memelihara manfaat atau harta yang kita peroleh itu adalah dengan menyimpannya, sebagian kita simpan untuk keperluan darurat. Janganlah jika kita hari ini mendapatkan rezeki yang hari itu juga akan habis. Kita dianjurkan untuk menghemat. Jika suatu waktu harta kita itu hilang, maka janganlah khawatir, karena kita sudah melakukan ikhtiar. Jika terjadi seperti ini, maka camkanlah di dalam hati, bahwa Tuhan pasti menyimpan sesuatu yang tidak berkah di dalam harta itu, sehingga Tuhan kemudian mengambilnya melalui orang lain. Janganlah bersedih jika suatu waktu kita mengalami kehilangan harta. Yakinlah, bahwa pasti ada sesuatu yang tidak bermanfaat seandainya harta itu tetap tinggal bersama kita. Tak usah meratapi barang yang hilang, sebab apa yang telah hilang itu belum tentu akan kembali. Ikhtiar juga dilakukan untuk memelihara dari kemelaratan, yaitu seperti menolak orang-orang yang menyerang, menolak pencuri, ataupun menolak binatang buas. Dalam hal ini, kita tidak boleh berpasrah saja jika menghadapi hal-hal tersebut. Selain itu, ikhtiar juga dilakukan untuk menghindari dari penyakit, yaitu seperti meminum obat. Jika kita sakit, lalu kita kemudian tak mengobatinya, maka hal ini bukanlah ikhtiar, melainkan kita telah melakukan dosa. Jadi, gerak-gerik hamba tidak terlepas dari empat hal Pertama, menarik kemanfaatan, yaitu seperti bekerja. Kita berikhtiar, tapi kita juga bekerja. Menarik manfaat maksudnya kita berusaha yang dari usaha itu ada hasilnya. Hasilnya itu kita gunakan untuk hidup sejahtera, untuk membiayai anak-anak bersekolah, digunakan untuk menjadikan anak kita sebagai anak yang saleh. Kedua, memelihara kemanfaatan, yaitu seperti menyimpan harta. Jika pada yang pertama tugas kita adalah mencari harta tersebut, maka yang kedua tugas kita adalah menyimpannya. Ketiga, menolak kemelaratan. Kita tidak boleh menjadi orang yang melarat, juga menjaga dari ancaman luar. Maksudnya, jika kita sudah tahu bahwa pola hidup kita itu ujung-ujungnya akan melarat, maka hindarilah jalan itu, carilah jalan yang lain. Seandainya pun juga ada dua cabang yang itu tidak ada pilihan hidup, misalkan jika kita bertahan pada suatu pendirian maka kita akan mati kelaparan. Tapi kalau kita mengambil jalan yang lain yang itu hasilnya adalah haram, maka pilihlah yang haram itu, seandaikan memang sudah tak ada pilihan yang lain. Di dalam Alquran disebutkan, bahwa babi pun dibolehkan untuk dimakan jika dalam keadaan tak ada pilihan seperti ini. Tapi harus memang dalam keadaan yang betul-betul darurat, sehingga tak ada dosa kita melakukan itu. Darurat itu membolehkan yang tidak boleh. Keempat, memotong kemelaratan. Misalkan, jika kita sedang sakit, maka kita harus memotong jangan sampai sakit tersebut terlalu lama. Jika flu tanpa diobati, biasanya flu tersebut baru sembuh setelah lima hari ataupun sepuluh hari. Tetapi dalam hal ini kita tahu kondisi diri kita. Biasanya jika kita meminum obat, maka flu tersebut akan begitu cepat sembuh, yaitu paling-paling hanya tiga hari. Jadi, kemelaratan tersebut harus dipotong. Jangan membiarkan diri kita begitu saja tanpa ada usaha mengobati. Memotong kemelaratan juga adalah untuk memberikan peluang kepda ibadah-ibadah yang lain. Jika kita sehat, tentunya banyak ibadah yang bisa kita lakukan, serta ibadah tersebut bisa kita lakukan secara khusyu’ dibandingkan jika kita berada dalam keadaan sakit. Rasulullah bersabda Jika kamu berikhtiar kepada Allah dengan tawakal yang sesungguhnya, niscaya Allah memberikan rezeki kepadamu sebagaimana Allah memberikan rezeki kepada burung yang keluar dari sarangnya pagi-pagi dengan perut lapar dan kembali pada sore harinya dengan perut kekenyangan setiap hari. Dan lenyaplah gunung-gunung penghalang dengan sebab doanya. ikhtiar yang benar adalah ikhtiar seperti yang disabdakan oleh Rasulullah itu. Siapa yang bekerja ataupun berikhtiar kemudian berdoa, maka inilah ikhtiar yang benar. Kalau hal ini konsisten dilakukan, betul-betul fokus kepada Allah dalam menyerahlan dirinya, maka Allah akan menjamin rezeki orang tersebut. Hal ini merupakan suatu mu’jizat, ada misteri di situ, yaitu misteri keikhlasan, misteri ikhtiar. Jika kita telah melakukan pekerjaan secara baik dan maksimum, mungkin setelah itu ada perasaan takut dan khawatir. Janganlah takut terhadap atasan kita jika kita telah melakukan sesuatu itu dengan baik dan maksimum, yang penting kita bekerja berikhtiar secara baik menurut kemampuan kita. Dalam hal ini, perlu adanya ketenangan. Jangan memberi kesempatan keraguan itu muncul dalam batin kita. Inilah ikhtiar. Kita mungkin pernah merasakan tidak percaya diri setelah melakukan sesuatu, padahal apa yang telah kita lakukan itu sudah cukup baik. Ada rasa takut dan bersalah, seakan-akan yang telah kita lakukan itu tidak maksimal. Orang yang selalu digelisahkan oleh keraguannya sendiri, maka itu bukanlah l\ikhtiar. Orang yang ikhtiar, maka dia akan percaya pada dirinya sendiri. Dia telah berikhtiar, selebihnya diserahkan kepada Allah. Kalau memang standard atasannya melebihi dari apa yang dilakukannya, maka ia akan menyerahkan kepada Allah, sebab Allah hanya menciptakan kadarnya seperti itu. Hingga kita tetap bisa bersikap tenang ketika dimarahi. Kalau memang kita bisa bersikap seperti ini, maka di saat yang lain mungkin atasan kita itu akan meminta maaf kepada kita. Mungkin juga kita akan dicari, karena walaupun terdapat kekurangan pada pekerjaan kita itu, tetapi istiqamahnya ternyata yang dibutuhkan oleh atasan kita, daripada dibandingkan dengan yang lain, sempurna tetapi munafik. Ini adalah hal yang sangat penting untuk kita semua. Tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang sangat sempurna menurut standardnya orang lain, apalagi hal itu di luar kemampuan kita. Misalkan, kita hanya S1, tetapi kemudian ditantang untuk melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh orang yang sudah S3. Bukanlah ikhtiar namanya jika kita tetap memaksakan untuk melakukan sesuatu yang di luar kemampuan kita. ikhtiar itu jika kita bekerja sesuai dengan apa adanya yang ada pada diri kita, bukan bagaimana seharusnya yang diinginkan oleh atasan kita. Karena, kalau kita selalu terbayangi oleh standardnya atasan kita ataupun standardnya orang lain, maka kita pasti selalu takkan pernah percaya diri. Sebaik apapun pekerjaan kita, ternyata itu masih ada kurangnya, karena di atas langit masih ada langit lagi. Orang yang seperti ini adalah orang yang tidak berperasaan ikhtiar. Orang yang berperasaan ikhtiar adalah orang yang apapun terjadi, maka itulah dirinya. Tapi hal ini harus konsisten dilakukan. Kalaupun ada persoalan, misalkan dimarahi ataupun dicela, pada saat-saat seperti ini kita perlu tuma’ninah sebentar. Endapkanlah sebentar, kemudian kita berdoa kepada Allah bahwa ikhtiar kita itu sudah cukup tetapi atasan kita masih menganggapnya kurang. Kita serahkan diri kita kepada Allah, laa hawlawala quwwata illa billah. Insya Allah nantinya akan ada kemu’jizatan keajaiban. Namun persoalannya selama ini, bahwa kita jarang sekali mau bertuma’ninah setelah melakukan ikhtiar. Kita sudah melakukan kerja yang maksimum, tetapi kita dimarahi, seolah-olah kita terpengaruh, bahwa memang kita yang salah. Padahal dengan seperti ini, berarti kita telah menafikan kerja maksimum yang telah kita lakukan menurut kemampuan kita. Wakafkanlah diri kita kepada Allah pada saat-saat ini. Ingatlah Allah sambil kita berpasrah di dalam hati. Yakinlah, bahwa nantinya pasti akan ada jawaban. Tidak akan ada orang yang jatuh jika ia telah berikhtiar dan berdoa lalu menyerahkan dirinya kepada Allah. Ingatlah ada dua istilah, yaitu menyerahkan diri dan pasrah. Kita sudah berikhtiar melakukan yang secara maksimum sesuai dengan kemampuan kita. Kemudian setelah itu serahkanlah hasil kerja kita tersebut kepada Tuhan. Setelah itu barulah kita pasrah. Menyerahkan diri berbeda dengan pasrah. Pasrah adalah puncak dari semua usaha yang kita lakukan itu. Jadi, anak tangganya adalah ikhtiar berusaha, sesudah itu ikhtiarmenyerahkan, sesudah itu barulah pasrah. Janganlah kita langsung pasrah tanpa melewati dua anak tangga di bawahnya, yaitu tak ada ikhtiar Ketika kita sedang menghadapi suatu problem, maka ingatlah Allah pada saat itu. Pada kondisi ini, baik itu atasan ataupun orang lain, apakah mereka mampu melawan Tuhan? Pada waktu itu, kita sudah berada di dalam genggaman Tuhan. Masih adakah kekuatan lain yang akan merampas kita yang sudah berada di dalam genggaman Tuhan? Jawabannya, tidak ada yang mampu merampas kita jika kita sudah berada di dalam genggaman Tuhan. Tapi ini harus dilakukan dengan haqqul yaqin, yaitu jangan setengah-setengah. Pada umumnya, pasrahnya kita itu setengah-setengah tanggung. Janganlah kita takut dipecat. Justru kalau kita takut, malahan mungkin akan dipecat. Dalam hal ini, jadilah seperti baja, yaitu istiqamah, sehingga si pemecat itu akan kalah. Kalau kita menyerahkan diri ini sepenuhnya kepada Allah, maka hukum alam sunnatullahnya yang berlaku adalah pasti Tuhan akan melindungi kita. Tapi kalau kita ragu, maka sama saja kita sudah bersikap syirik, yaitu pada satu sisi kita percaya Tuhan, tetapi pada sisi yang lain kita selalu dirundung rasa takut. Berani membunuh keraguan, itulah yang dicari oleh orang banyak. Tapi sangat sedikit yang bisa mencapai pada tingkatan tersebut. Bagaimanakah membunuh keraguan? Caranya, kita harus haqqul yaqin. Kalauusaha tidak sukses, orang yang tawakal tidak berputus asa dan tetap berusaha. Bahkan dia melakukan introspeksi diri mengapa usahanya tersebut belum berhasil. Apakah ada sesuatu yang kurang atau ada yang ia kerjakan dengan tidak sungguh-sungguh. Orang yang tawakal tetap meyakini bahwa kegagalan merupakan keberha-silan yang tertunda.
Unduh PDF Unduh PDF Mengatasi kegagalan harus dimulai dari diri sendiri. Pertama-tama, Anda harus mengatasi rasa gagal. Kegagalan dalam pekerjaan, hubungan, atau rencana yang lain mungkin membuat Anda merasa tertekan. Namun, Anda bisa mengatasi kegagalan dengan belajar menerima kekecewaan dan kesalahan yang sudah Anda lakukan. Rasa optimis yang realistis bisa membantu Anda menyusun rencana baru agar kegagalan yang lalu tidak terulang lagi. Ingatlah bahwa Anda harus menjadikan kegigihan sebagai tujuan jangka panjang agar Anda mampu beradaptasi dan berkembang.[1] Setiap kegagalan adalah peluang untuk menjadi lebih kuat dan lebih bijaksana. 1 Kenali emosi Anda. Saat mengalami kegagalan, mungkin Anda akan menyalahkan diri sendiri, merasa kecewa, dan putus asa. Kebiasaan memendam penderitaan bisa berakibat buruk bagi kesehatan, hubungan, dan menghambat keberhasilan Anda di kemudian hari. Kenali emosi yang Anda rasakan lalu beri nama, apakah Anda sedang marah, sedih, takut, atau malu.[2] Cara ini membantu Anda mengatasi emosi tanpa menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Kenali perasaan Anda. Mengatasi atau menghilangkan kekecewaan tanpa mengenali apa yang sebenarnya Anda rasakan bisa membuat Anda akan bertindak gegabah. Kesehatan Anda akan bermasalah jika terus-menerus menekan penderitaan sebab Anda bisa mengalami penyakit kronis, kurang tidur, dan sakit jantung.[3] 2 Terimalah apa yang sudah terjadi. Setelah Anda mampu meredakan kekecewaan karena baru saja mengalami pukulan berat, berusahalah menerima apa yang terjadi. Anda akan kesulitan mengambil tindakan jika terus menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Begitu juga jika Anda berpura-pura tidak ada kejadian penting atau tidak pernah terjadi apa-apa. Tulislah atau renungkan semua yang Anda alami, apa penyebabnya, dan apa akibatnya. Ungkapkan faktanya saja tanpa menyalahkan, menilai, atau menghakimi. Catatlah dalam buku harian atau tulislah surat untuk diri sendiri.[4] Apabila Anda kurang suka mengekspresikan perasaan melalui tulisan, carilah seseorang yang bisa Anda ajak bicara. Teman akrab, anggota keluarga terdekat, atau konselor bisa membantu Anda mengatasi keinginan menyangkal.[5] Kumpulkan pendapat dari semua pihak yang tidak memiliki keterlibatan emosional dalam masalah ini. Contohnya, teman Anda mungkin akan melihat kegagalan hubungan Anda sebagai pertanda awal adanya keretakan. Jika Anda belum bisa mengatasi keinginan menyangkal, berusahalah mencari tahu apa yang merintangi Anda. Contohnya, Anda menolak berdiskusi atau mengakui apa yang sudah terjadi, tidak mau melihat apakah Anda juga berperan dalam kegagalan ini, atau mengabaikan akibat dari masalah ini. Apa yang Anda takuti karena harus mengakui kegagalan?[6] Mungkin Anda merasa gagal karena anak Anda mengalami kecanduan narkoba, tetapi Anda tidak mau menghadapi masalah ini. Sebaliknya, Anda malah menyangkal dan tetap memberikan uang untuk membeli “baju” sekalipun Anda tahu bahwa anak Anda memakai uang ini untuk membeli narkoba.[7] Kenali rasa takut yang irasional atau berlebihan.[8] Apakah kegagalan membuat Anda khawatir akan dianggap sebagai orang bodoh dan payah? Apakah Anda membayangkan hanya Anda yang pernah mengalami rintangan seperti ini dan sedang dinilai? Apakah Anda khawatir orang lain akan merasa kecewa atau tidak menyukai Anda karena Anda gagal? Pikirkan apa akibatnya jika Anda bertindak dan tidak bertindak. Apa yang bisa Anda dapatkan dengan bertindak? Apa yang mungkin akan memburuk jika Anda diam saja?[9] Setelah gagal menjalin hubungan, mungkin Anda tidak mau berkencan lagi atau tidak mau mencari tahu apa penyebabnya karena ingin menghindari kekecewaan seandainya harus berpisah lagi. Anda bisa melindungi diri sendiri dari penolakan atau kekecewaan karena perpisahan dengan memilih bersikap diam saja. Akan tetapi, Anda bisa kehilangan momen menyenangkan dan kebersamaan saat berkencan. Selain itu, mungkin Anda sebenarnya sedang menolak kesempatan untuk menjalin hubungan yang bahagia di kemudian hari. Iklan 1 Pikirkan lagi secara positif. Berpikir ulang secara positif berarti berusaha menemukan sisi positif dalam situasi apa pun, termasuk kegagalan. Mulailah dengan mengingat lagi saat Anda merasa gagal lalu pikirkan cara lain untuk menjelaskan situasi tersebut. “Kegagalan” adalah istilah yang subjektif. Kalimat “Aku gagal mendapatkan pekerjaan” bisa Anda ganti dengan “Aku belum mendapatkan pekerjaan” atau “Aku berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang cocok.” Jangan membenarkan kesalahan Anda, tetapi nyatakan tanpa menilai dan berusahalah mencapai yang terbaik.[10] Cara lain memikirkan ulang masalah yang sedang terjadi adalah dengan mencari tahu apa sebabnya usaha Anda gagal lalu gunakan informasi tersebut untuk berusaha lagi. Satu-satunya cara menemukan pendekatan yang tepat adalah dengan mengetahui pendekatan yang tidak tepat. Kegagalan bisa menjadi kesempatan belajar sampai Anda mampu melakukannya dengan benar. Pikirkan atlet, ilmuwan, dan orang-orang sukses lainnya yang berulang kali mencoba dan gagal sampai mereka berhasil mencapai tujuan karena kegigihannya. Michael Jordan pernah dikeluarkan dari tim bola basket semasa SMA, tetapi ia terus berlatih sampai akhirnya ia berhasil menjadi pemain basket ternama. Semangati diri sendiri dengan bersikap humoris saat Anda merasa kecewa “Aku memang belum mendapatkan pekerjaan, tetapi aku benar-benar hebat dalam urusan menulis surat lamaran.”[11] Bersikap humoris ketika menghadapi masalah membuat Anda merasa lebih tenang dan mampu bersikap bijaksana. Humor merupakan aspek penting dalam bersikap gigih. Kemampuan menertawai diri sendiri bisa membantu Anda mengatasi kesulitan.[12] 2 Kenali pola pikir negatif. Kegagalan biasanya diikuti oleh sikap menyalahkan diri sendiri, bahkan terkadang muncul kemarahan kepada diri sendiri. Pelajari cara mengenali pola pikir negatif yang biasa terjadi agar bisa Anda atasi, misalnya semua atau tidak sama sekali “Aku harus berhasil sejak awal atau aku akan menyerah saja.”, suka membesar-besarkan masalah “Semuanya sangat kacau. Aku tidak bisa kembali lagi.”, memberi label negatif kepada diri sendiri “Aku memang pecundang dan pembohong.”.[13] Apabila muncul pola pikir tersebut, pertanyakan kebenarannya. Pikiran negatif muncul dari prasangka negatif yang suka mengkritik. Ajukan pertanyaan kepada diri sendiri, “Apakah pikiran ini benar?” Temukan buktinya untuk menentang pandangan negatif tersebut.[14] Tulislah kalimat afirmasi yang bertentangan dengan pandangan negatif tentang diri sendiri. Jika Anda terus berpikir bahwa Anda gagal, tulislah “Aku adalah orang yang hebat” menggunakan kertas kecil lalu tempelkan di cermin. Ucapkan keras-keras kalimat tersebut kepada diri sendiri untuk mengubah pikiran negatif.[15] 3 Jangan terpuruk karena kegagalan. Apakah Anda terus-menerus memikirkan apa yang sudah terjadi berulang kali? Inilah yang disebut keterpurukan. Alih-alih membantu Anda berubah atau memperbaiki diri, hal ini hanya menumbuhkan perasaan negatif.[16] Buatlah jurnal untuk menenangkan pikiran obsesif. Menulis apa yang Anda pikirkan bisa membebaskan Anda dari keterpurukan dan mengenali rasa takut yang menjadi penyebabnya.[17] Agar tidak gagal lagi, bertanyalah kepada diri sendiri, “Pelajaran apa yang aku dapatkan dari kegagalan ini?” Mungkin saat ini Anda sudah menyadari bahwa Anda harus berangkat 30 menit lebih awal ke tempat wawancara untuk memenuhi panggilan kerja agar tidak terlambat.[18] Lakukan meditasi kesadaran agar Anda selalu menyadari apa yang sedang terjadi saat ini. Meditasi kesadaran bisa membantu Anda mengatasi kekecewaan karena kejadian yang lalu dan berfokus pada kekinian. Setelah itu, ajukan pertanyaan kepada diri sendiri apa yang perlu aku ubah mulai “saat ini”? Iklan 1 Atasi penyebab kegagalan. Apa sebabnya Anda gagal mencapai tujuan? Apakah Anda sudah berusaha mencegahnya? Pikirkan lagi solusi yang pernah Anda lakukan dan apa akibatnya. Apakah ekspektasi awal Anda tidak realistis? Ajaklah pasangan atau anggota tim berdiskusi untuk menentukan apakah keinginan Anda cukup realistis. Apabila keinginan Anda mendapatkan promosi pekerjaan tidak terpenuhi, adakan pertemuan dengan atasan untuk membahas penyebabnya. Berikan waktu sampai Anda bisa mengatasi kekecewaan yang membawa masalah emosional. Pikirkan ide-ide untuk mengatasi kegagalan dan ajukan pertanyaan untuk perbaikan. Jika Anda gagal mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan, bacalah profil orang-orang yang sudah berhasil mendapatkan pekerjaan ini. Apakah mereka memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda? Lebih berpengalaman? Apakah mereka diterima bekerja dalam situasi yang berbeda? Jika Anda kecewa dalam menjalin hubungan asmara, bertanyalah kepada diri sendiri apakah Anda terlalu menekan atau banyak menuntut kekasih Anda. Apakah Anda tahu apa yang kekasih Anda rasakan selama menjalin hubungan? Apakah Anda mendukung pekerjaannya dan persahabatannya? 2 Tentukan tujuan yang realistis. Setelah Anda mengetahui apa yang membuat Anda kecewa, mulailah menentukan tujuan yang realistis untuk masa depan Anda. Apa yang ingin Anda wujudkan? Tindakan apa yang harus Anda lakukan agar semakin mudah meraih kesuksesan? Mintalah pendapat orang-orang terdekat untuk menentukan apakah tujuan Anda cukup realistis.[19] Contohnya, jika Anda baru mulai berlatih lari setengah maraton, terlalu ambisius jika Anda ingin memenangkan lomba lari maraton. Tentukan target waktu yang lebih singkat ketimbang pencapaian Anda saat berlatih terakhir kali. Jika latihan terakhir Anda mampu mencapai jarak 1,5 km dalam 10 menit, tentukan target 9,7 menit untuk latihan berikutnya dan berusahalah mencapainya. Jika Anda pernah menargetkan akan menerbitkan novel akhir tahun ini, tentukan target yang lebih mudah tercapai, misalnya mendapatkan umpan balik untuk draf novel, mendaftarkan diri untuk mengikuti seminar tentang mengedit novel, membayar jasa editor paruh waktu, atau mengikuti pelatihan menulis. 3 Lakukan teknik visualisasi “mental contrasting”. Temukan keseimbangan antara bersikap optimis dan keinginan realistis dengan melakukan “mental contrasting”. Pertama-tama, bayangkan keinginan Anda terwujud seperti yang Anda harapkan. Lakukan visualisasi keberhasilan ini selama beberapa menit. Setelah itu, alihkan pikiran Anda dengan membayangkan semua kendala yang mungkin terjadi.[20] Melakukan visualisasi adanya kendala dalam mencapai tujuan yang realistis akan membuat Anda semakin bersemangat dan lebih mampu mengatasi kendala tersebut. Akan tetapi, jika tujuan Anda tidak realistis, latihan ini membuat Anda melupakan keinginan tersebut dan lebih berfokus pada tujuan yang lebih mudah tercapai. Mengetahui kendala yang mungkin terjadi seharusnya tidak dilakukan dengan pola pikir negatif atau berpikiran buruk. Latihan “mental contrasting” akan membantu Anda melepaskan tujuan yang mustahil dicapai dan tidak mempertahankan keinginan yang mustahil diwujudkan.[21] 4 Ubahlah cara yang Anda gunakan. Kumpulkan berbagai pendapat dan pilihlah yang terbaik. Gunakan teknik “mental contrasting” untuk menguji berbagai solusi dengan membayangkannya. Bertanyalah kepada diri sendiri apakah Anda mempunyai sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mewujudkan rencana Anda. Masalah apa lagi yang mungkin terjadi? Bagaimana Anda akan mengatasinya? Apa yang harus dipersiapkan sebelum Anda memulainya?[22] Jangan mengulangi kesalahan yang sama. Cara yang Anda gunakan haruslah berbeda dengan cara yang pernah membuat Anda gagal. Siapkan rencana B. Walaupun sudah dilakukan sebaik mungkin, kegagalan tetap bisa terjadi karena hal-hal yang tidak terduga. Pastikan Anda sudah menyiapkan rencana cadangan sebaik mungkin. 5Berusaha lagi. Setelah menentukan target baru, rencana baru yang matang, bersiaplah mencapai tujuan. Sediakan waktu untuk mengukur progresnya setelah Anda mulai melangkah. Anda bebas mengubah caranya. Entah Anda berhasil mencapai tujuan atau harus berusaha lagi, Anda akan memiliki kegigihan yang lebih tinggi. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
RuntuhlahIslam kita apabila perkara utama atau asas telah runtuh. c) Bersolat merupakan kewajipan utama kita dan tidak boleh tidak kita wajib menunaikannya. boleh memberi kesan kepada diri anda seperti anda mungkin akan menjadi seorang yang berjaya dan dihormati atau gagal dan kecewa. Dalam kes di atas, Jerry Rice mungkin tidak menjadi Sumber gambar tompumfordSiapa sih yang mau mendapat hambatan atau merasakan kegagalan dalam hidupnya? Faktanya, kegagalan dan hambatan hidup berdampingan dengan kita. Kita tidak bisa hidup tanpa merasakan pengalaman pahit seperti gagal ketika melakukan sesuatu. Dalam hal ini, kita akan membahas apabila mengalami kegagalan dalam berwirausaha atau adalah hal yang lumrah terjadi, kamu tidak perlu khawatir ketika mengalaminya. Justru kamu harus merasa beruntung karena itu merupakan caramu untuk bisa evaluasi. Nah, bagi kamu yang mungkin takut memulai karena mencemaskan kemungkinan gagal, atau saat ini sedang mengalami fase untuk bisa bangkit dari kegagalan, ulasan kali ini akan membantumu untuk bisa Jitu Menghadapi Kegagalan, Ayo Bangkit Lagi!Kamu benar-benar butuh masukan supaya bisa semangat lagi setelah merasakan pahitnya kegagalan? Tenang, ulasan ini akan bantu kamu Tetap tenang, kamu nggak sendirianHai, kamu merasa orang paling payah? No, itu sama sekali nggak benar. Bahkan, orang yang sekarang suksesnya bukan main juga pernah mengalami kegagalan kok. Yang membuat mereka bisa sebesar sekarang ya karena nggak ada kata menyerah dalam kamus hidup mereka. Kalau kamu menganggap dirimu terlalu menyedihkan dan ingin mengakhiri perjuangan, maka kamu salah besar. Kamu harus tetap melangkah ya!2. Cari alasan dalam dirimu kenapa kamu harus melanjutkan perjuanganPercuma saja kan kalau banyak yang menyemangati tapi kamu sendiri tidak ada mood untuk terus berjuang? Semua kembali lagi pada keputusanmu, kamu ingin lanjut atau berhenti. Motivasi internal memang berpengaruh paling kuat agar kamu lebih semangat dan konsisten. Sebaiknya kamu tidak menghentikan langkahmu hanya karena tersandung batu cobaan selama proses. Justru batu sandungan itu yang nantinya akan membuat kamu lebih tangguh. Ayo semangat!3. Evaluasi diri, cari tahu penyebab kamu gagalKamu tidak mungkin gagal tanpa sebab kan? Nah, kegagalan juga yang nantinya akan membuat kamu istirahat sejenak sambil memikirkan letak kesalahan. Kesalahan yang ada perlu diperbaiki. Kalau dalam proses mencapai tujuan tidak mengalami yang namanya hambatan atau kegagalan, justru itu tidak baik bagi kemajuan bisnis. Bisnis bisa berkembang karena ada tantangan yang harus dihadapi. Kalau bisnis nggak ada tantangannya, sama sekali tidak seru dan tidak bisa membuat bisnis berkembang,4. Tidak usah terburu-buru, kamu memang butuh menenangkan pikiranApakah kamu merasa benar-benar sedang tidak mood meneruskan perjuanganmu? Mungkin kamu memang butuh waktu untuk bisa merasakan ketenangan sejenak. Jauhi pikiran tentang kerjaan, fokus dulu untuk bersenang-senang, membahagiakan hatimu, supaya terhindar dari nanti kalau merasa sudah baikan barulah kembali memikirkan soal bisnismu. Intinya kamu harus tetap melangkah maju apapun alasannya. Dan jangan lupa, tidak boleh beristirahat terlalu lama. Dikhawatirkan terlalu lama istirahat malah membuatmu jadi malas meneruskan bisnis sama sekali. Pokoknya harus tahu batasan waktu untuk refreshing ya, jangan sampai Melanjutkan perjalanan’ dengan perbaikan ke arah yang lebih baikKamu sudah melakukan evaluasi, sudah tahu letak kesalahanmu di mana dan bagian apa yang harus diperbaiki. Dengan demikian, kamu bisa meneruskan perjuangan berbekal materi itu. Jika kamu gagal karena melakukan suatu kesalahan, jangan diulangi lagi. Jika kegagalanmu karena kurang kompeten, carilah mentor yang bisa mengarahkanmu. Dengan demikian, kamu bisa menjalankan bisnismu lagi dengan lebih baik dari Harus menjadi pribadi yang selalu optimisKalau kamu bisa membiasakan untuk menganggap sesuatu bisa kamu atasi, maka semuanya akan terasa mudah dan menyenangkan. Dengan optimisme yang kamu miliki, akan sangat membantu dalam kelancaran mencapai tujuan. Apabila kamu sudah berbekal keyakinan jika kamu pasti mampu, maka kamu akan benar-benar mampu menghadapinya. Pun sama jika kamu merasa tidak mampu, kamu juga tidak akan pernah mencoba karena mindset-mu itulah yang menghambat kamu untuk maju. Pokoknya hati-hati ya sama pikiran negatif. Daripada mencemaskan hal yang belum terjadi, lebih baik berpositive thinking bahwa semua akan baik-baik saja, oke?Nah, itu tadi enam jurus jitu agar kamu bisa bangkit dari kegagalan. Jangan bersedih terlalu lama ya, waktu adalah emas. Kegagalan bukan akhir dari segalanya kok. Justru dengan mengalami kegagalan bisa kamu jadikan sarana bersyukur. Kamu mendapatkan pelajaran berharga dari sebuah kegagalan. Asal kamu pantang menyerah, semua pasti akan baik-baik Sekarang kamu sudah merasa baikan? Semangat terus ya! Apayang sebaiknya kita lakukan saat mengalami kekhawatiran berlebihan? Psikolog menganjurkan kita merencanakan kegiatan coping. Coping adalah cara mengatasi situasi atau masalah yang dialami baik sebagai ancaman atau tantangan yang menyakitkan. Kita harus kreatif dan memiliki keterampilan coping yang positif.
Tidak bisa dipungkiri, virus Corona menimbulkan rasa khawatir akan keselamatan jiwamanusia. Kekhawatiran itu kemudian di kalangan umat Islam memunculkan sikap-sikap keberagamaan tertentu yang semuanya ada rujukannya di dalam Al-Quran. Memang begitulah seharusnya orang-orang beriman menyikapi persoalan-persoalan hidupnya sebagaimana diperintahkan di dalam Al-Qur'an. Di dalam kitab suci ini terdapat ayat-ayat yang isinya sangat beragam namum masing-masing tidak saling menafikan tetapi bersinergi sehingga menjadi sebuah trilogi, yakni 1 ikhtiar usaha, 2 doa, dan 3 tawakal. Penjelasannya sebagai berikut Ikhtiar Jika seseorang mengharapkan sesuatu, misalnya perubahan nasib, mendapatkan rezeki, ilmu, kelulusan ujian, kesehatan dan sebagainya, maka ia harus melakukan suatu upaya lahiriah secara aktif dan nyata, dan inilah yang disebut ikhtiar atau usaha. Demikian pula jika kita berharap terhindar atau selamat dari acaman virus Corona yang mematikan itu kita harus memperhatikan petunjuk dari para ahli di bidang kesehatan sebab merekalah yang secara khusus mendalami ilmu di bidang ini yang hukum mempelajarinya adalah fadhu kifayah sebagaima pendapat Imam al-Ghazali. Salah satu petunjuk dari para ahli kesehatan terkait dengan virus Corona yang telah terbukti dapat menular dan menyebar dengan sangat cepat ini adalah agar kita menghindari berkumpul dalam jumlah besar dalam waktu dan tempat yang sama. Alasannya adalah hal semacam ini berpotensi menularkan dan menyebarkan virus Corona dengan terjadinya kontak fisik secara langsung di antara orang-orang yang berkumpul itu. Petunjuk itu kemudian oleh para ulama yang tergabung dalam ormas atau lembaga tertentu seperti LBM PBNU, MUI dan Kementerian Agama ditindak lanjuti dengan imbauan untuk sementara tidak mengadakan shalat Jumat di masjid-masjid bagi daerah-daerah di zona merah virus Corona. Sebagai gantinya masyarakat dianjurkan untuk melaksanakan shalat Dzuhur empat rakaat di rumah masin-masing. Ketiga lembaga tersebut berwenang mengeluarkan imbauan seperti itu karena memang itu wilayah tanggung jawab mereka. Pertanyaannya, apakah usaha atau ikhtiar agar terhindar dari tertular atau menularkan virus Corona memiliki dasar di dalam ajaran Islam? Jawabnya “Ya”, yakni Surat Ar-Ra’d, ayat 11 sebagai berikut إِنَّ اللهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ Artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Merujuk pada ayat tersebut, ancaman virus Corona bisa saja akan terus berlangsung sampai ada usaha-usaha nyata untuk menanganinya. Dalam hal ini ada dua tindakan untuk menangani, yakni mencegah to prevent dan mengobati to cure. Anjuran untuk sementara tidak melaksanakan shalat Jumat di masjid-masjid merupakan tindakan pencegahan. Inilah kewajiban para ulama. Sedangkan tindakan pengobatan hanya dapat dilakukan oleh para dokter. Berikhtiar adalah wajib. Maka barangsiapa mau berikhtiar, ikhtiarnya akan dicatat sebagai ibadah. Jika ikhtiarnya membuahkan hasil, maka setidaknya ia akan mendapat 2 dua keuntungan. Pertama, ia akan memperoleh pahala dari Allah. Kedua, ia akan mendapat keberhasilan atau manfaat dari apa yang telah ia usahakan. Tetapi jika ikhtiarnya belum berhasil, maka setidaknya ia akan mendapat pahala dari Allah. Jika ia sabar, maka ia akan mendapatkan pahala yang berlipat. Doa Untuk memperlancar atau mempermudah upaya lahiriah kita mencapai keberhasilan dalam menangani kasus virus Corona, kita juga harus juga melakukan ikhtiar batiniah, yakni berdoa kepada Allah. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Al Mu’min, ayat 60 sebagai berikut ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ Artinya “Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannnya.” Allah akan menjawab atau memberikan ijabah terhadap apa yang menjadi permohonan kita dalam menangani virus Corona jika kita berdoa kepada-Nya. Gus Mus, sebagaimana dikutip dari NU Online Senin, 15/3, memberikan amalan doa menghadapi virus Corona antara lain sebagai berikut بِسْمِ اللهِ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِي اْلأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ، Artinya “Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu yang berbahaya baik di bumi maupun di langit. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Mengetahui.” Doa tersebut suapaya dibaca sehabis Subuh dan Maghrib dan juga ketika hendak keluar rumah. Selain itu KH A Mustofa Bisri Gus Mus memberikan amalan dengan mewiridkan asma Allah يا سلام yã Salãm يا حفيظ yã Hafiizh, dan يا مانع يا ضآر ، yã Mãni'u yã Dhãrru, yang masing-masing dibaca minimal 20 kali setiap sehabis salat. Hikmah berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala dalam kaitannya dengan ikhtiar adalah bahwa ikhtiar batin ini akan mendekatkan kita kepada-Nya, dan oleh karena itu akan memperlancar tercapainya apa yang kita ikhtiarkan dan mohonkan. Hikmah lain adalah bahwa dengan berdoa, kita akan terhindar dari klaim bahwa keberhasilan kita semata-mata karena ikhtiar kita sendiri tanpa campur tangan dari Allah. Tentu ini akan mejadi kesombongan yang luar biasa. Na’udzu billahi min dzalik. Tawakal Selain melakukan ikhtiar dan doa kepada Allah dalam upaya kita melepaskan diri dari ancaman virus Corona, ada satu hal lagi yang tidak boleh kita tinggalkan, yakni tawakal. Dalam surat Ali Imran, ayat 159, Allah berfirman فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ Artinya “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertwakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang brtawakal pada-Nya.” Menurut Imam Hanbali tawakal merupakan perbuatan hati. Artinya, tawakal bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan semata, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Tetapi sekali lagi, tawakal merupakan perbuatan hati sehingga tidak bisa diwujudkan dalam bentuk fisik, seperti berdiam diri tanpa melakukan suatu ikhtiar lahiriah. Artinya tawakal tidak meniadakan ikhtiar. Oleh karena itu, dalam kaitan dengan virus Corona kita tidak boleh berserah diri kepada Allah begitu saja tanpa melakukan iktiar nyata agar terhindar dari virus Corona. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan petunjuk bahwa tawakal itu tidak meniadakan ikhtiar yang masuk akal terkait dengan persoalannya sebagaimana beliau tunjukkan dalam suatu hadits tentang perlunya mengikat unta sebelum memasrahkannya kepada Allah dengan tawakal. Hadits tersebut diriwayatkan Ibnu Hibban sebagai berikut اِعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ Artinya “Ikatlah untamu dan bertawakkallah.” Oleh karena itu, petunjuk dari para ulama tentang imbauan melakukan shalat Dzuhur dan sebagai ganti dari shalat Jumat di masjid untuk daerah yang sudah dinyatakan zona merah virus Corona sebaiknya kita perhatikan. Demikian pula imbauan dari para ahli kesehatan untuk melakukan pola hidup sehat, sering-sering cuci tangan dengan menggunakan sabun dan mengurangi mobilitas yang tak perlu juga harus diperhatikan. Tidak hanya itu usaha menjaga imunitas diri juga harus dilakukan agar tidak mudah terdampak oleh virus Corona. Setelah ikhtiar-ikhtiar lahiriah dan batiniah itu kita lakukan dengan sungguh-sungguh, maka kita pasrahkan persoalan virus Corona dan hasil dari ikhtiar-ikhtiar itu kepada Allah dengan meyakini bahwa apapun ketentuan Allah adalah yang terbaik. Dalam kaitan ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU KH Said Aqil Siroj mengimbau agar umat Islam meningkatkan iman, bertawakal dan ridha menerima ketentuan Allah dengan merebaknya wabah Covid-19 ini NU Online, Jumat, 20/3. Tawakal memang sangat penting disamping ikhtiar dan doa. Allah mencintai orang-orang-orang yang senantiasa berserah diri kepada-Nya. Seperti kita ketahui dan mungkin sering kita alami bahwa tidak setiap yang kita usahakan atau mohonkan akan tercapai dengan segera sebagaimana kemauan kita. Allah-lah yang mengatur seluruh alam dengan segala permasalahannya. Allah juga Maha Tahu terhadap apa yang akan terjadi di masa depan. Allah Maha Adil dan Bijaksana dengan semua rencana dan keputusan-Nya. Oleh karena itu, sudah seharusnya ikhtiar dan doa kita, kita pasrahkan sepenuhnya kepada-Nya. Biarlah Allah yang mengatur kapan ikhtiar dan doa kita akan terkabul. Allah lebih tahu apa yang terbaik buat hamba-hamba-Nya. Terkadang, apa yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah subhanahu wata’ala. Jadi memang ikhtiar, doa dan tawakal harus selalu ada dan kita lakukan secara serempak terkait dengan bagaimana kita harus menghadapi wabah virus Corona Covid-19. Ikhtiar dan tawakal tidak saling bertentangan karena masing-masing berjalan di atas relnya sendiri. Ikhtiar berada dalam di wilayah lahiriah sedang tawakal di wilayah batiniah. Bisa saja orang yang sangat tinggi tawakalnya justru menempuh ikhtiar paling sungguh-sungguh dengan bersikap sangat hati-hati dalam menghadapi persoalan-persoalan seperti virus Corona. Namun demikian, sungguhpun ikhtiar dan tawakal berjalan di atas rel masing-masing, keduanya terhubung dengan doa karena doa merupakan ikhtiar batiniah. Ketiga hal itu harus kita laksakanakan secara seimbang tawazun karena kita adalah para pengikut Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Jika kita hanya bertawakal, kita akan sama saja dengan kaum jabariah yang dalam semua persoalan hanya pasrah kepada Allah tanpa ikhtiar yang memadai. Tetapi jika kita hanya mengadalkan ikhtiar saja tanpa doa dan tawakal yang memadai, kita akan sama saja dengan kaum Mu’tazilah yang semata-mata mengandalkan ikhtiar-ikhtiar lahiriah Kesimpulannya kita harus bersikap tengah-tengah tawasuth dan seimbang tawazun dalam menghadapi wabah virus Corona Covid-19 dengan melaksanakan trilogi ikhtiar, doa dan tawakal. Bahkan kita juga harus bersikap toleran tasamuh ketika kita melihat di antara saudara-saudara kita melakukan cara yang berbeda dalam menghadapi virus Corona sepanjang cara-cara itu masih dalam kerangka trilogi di atas. Jangan sampai kita terbelah atau terpisah gara-gara virus Corona ini sebagaimana kekhawatiran Rais Aam Idarah Aliyah Jam'iyah Ahlit Thariqah Mu'tabarah An-Nahdliyah Jatman Habib Muhammad Luthfi bin Yahya NU Online, Jumat, 20/3. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta.
A Definisi Tuberculosis (TB) paru adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobaterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. (Kapita Selekta Kedokteran, jilid 2 edisi ke-3). Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Dalam kehidupan, membangun karir di perkantoran atau di bisnis tentu ada naik dan turunnya. Jika sedang berada di atas tentu kita tak perlu khawatir lagi justru hanya kebahagiaan yang menyelimuti. Tapi bila sudah di bawah allonym gagal, pastinya tak henti meratapi kesedihan, marah bahkan tak jarang orang menjadi stres. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan dan tak segera diubah, tentunya tak baik untuk masa depan. Untuk itu, segera bangkitkan diri dari kegagalan. Namun sayangnya, hingga saat ini masih banyak orang yang belum menemukan caranya. Jangan khawatir, berikut ada beberapa langkah tepat yang perlu dilakukan agar Anda bisa bangkit dari kegagalan. Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya! Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik! 1. Berhenti Menyesali Diri 2. Kegagalan Jadikan Pelajaran Hidup three. Tumbuhkan Sikap Optimis Kedepan iv. Bersyukur dan Bahagia Setiap Waktu v. Gapai Tujuan yang Gagal Dicapai Berjuang dan Tetap Semangat Apabila Usaha Atau Ikhtiar Kita Gagal Sebaiknya Kita Bersikap 1. Berhenti Menyesali Diri Dalam kegagalan seringkali kita menyesali yang terjadi mulai dari diri sendiri, potensi yang dimiliki, dan lainnya. Menyesali beberapa hal tersebut tentu bisa membuat Anda makin terpuruk dan tidak ada perubahan sama sekali. Yakin bahwa potensi diri Anda dan apa yang dilakukan sudah maksimal meski masih menemui kegagalan. Dari sini Anda harus coba untuk menyayangi diri sendiri dengan menggali potensi dan kualitas yang seharusnya ada dan dimiliki. Tumbuhkan rasa percaya diri dari kemampuannya sehingga menjadi individu yang lebih baik ke depan. 2. Kegagalan Jadikan Pelajaran Hidup Kegagalan itu sebuah keniscayaan dalam hidup sehingga pasti terjadi. Rasa kecewa dari kegagalan itu wajar terjadi namun bukan berarti kita patah arang dari hal tersebut. Agar Anda bisa membangun diri dari kegagalan, Anda harus tetap semangat dan jangan pernah dari dalam diri terbesit rasa bersalah dan pupus harapan. Justru jadikan kegagalan sebagai pelajaran hidup, mulai dari memperbaiki diri agar bisa mengalami peningkatan, belajar memperbaiki kesalahan atau hal yang baru, terus mengasah kemampuan dan sebagainya. Baca Juga Kata-Kata Inspiratif dari 7 Orang Sukses yang Pernah Gagal three. Tumbuhkan Sikap Optimis Kedepan Dalam hidup selalu optimis adalah salah satu kunci kesuksesan, baik ketika kondisi baik – baik saja maupun saat menemui kegagalan. Kegagalan bukan berarti kita menjadi pesimis menatap masa depan, namun harus membuat kita selalu optimis terhadap akan hal itu. Jadikan kegagalan sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan optimis dari diri sendiri. Jika Anda menanamkan sikap optimis, maka segala tantangan dan kegagalan di masa yang akan datang tidak akan menjadi masalah dan bahkan bisa menjadi menumbuhkan semangat hidup. Optimis juga menjadi cara agar Anda menjadi orang bermental baja serta yang lebih baik, sehingga bisa membangun diri menjadi lebih baik dari kegagalan yang pernah terjadi. iv. Bersyukur dan Bahagia Setiap Waktu Cobalah bersyukur dan tetap bahagia terhadap apa yang sudah dijalani meski dalam waktu gagal. Dengan memiliki sikap seperti ini, Anda akan terbiasa dengan apa yang dimiliki dan juga dilewati selama ini. Selain itu, syukur dan bahagia akan membuat gairah hidup tetap baik dan meningkat. Baca Juga 5 Sebab Bisnis Startup Bisa Gagal v. Gapai Tujuan yang Gagal Dicapai Anda harus siap untuk kembali menggapai tujuan dan cita-cita yang belum tercapai setelah tahu Anda mengalami kegagalan. Coba lakukan semuanya dengan baik dan tekun sehingga kegagalan akan segera dilupakan dan diganti dengan motivasi baru akan tujuan yang belum tercapai. Berjuang dan Tetap Semangat Menggapai kesuksesan memang tak semudah membalikan telapak tangan. Butuh perjuangan keras dan harus mengalami kegagalan berkali-kali. Namun, jadikan semua itu pelajaran untuk terus berjuang menggapai sukses. Tumbuhkan rasa semangat dalam diri, agar Anda tak mengenal rasa lelah hingga sukses berhasil digapai. Baca Juga Bangkitkan Semangat dengan Mudah Hanya dalam x Menit! Source

Modalutama menjadi wirausaha berikutnya adalah harus bisa berpikir kreatif dan juga inovatif. Jadi untuk bisa memajukan sebuah usaha, maka Anda sebagai pelaku bisnis membutuhkan inovasi dan berpikir kreatif. Sebagai contoh Anda akan membuka usaha kuliner seperti serabi, yang mana awalnya Anda hanya tahu jika serabi memiliki satu varian rasa saja.

Pancasila lahir dari sebuah tantangan yang perlu dijawab. Ia dilahirkan dari kenyataan ketika bangsa ini menghadapi masalah yang amat mendesak dan menentukan, yaitu negara macam apa yang harus dibangun atau dibentuk supaya tetap bersatu akibat dari adanya kemajemukan suku, agama, ras, dll.. Dengan didasarkan pada kemajemukan tersebut, bangsa Indonesia rentan terhadap perpecahan. Kemajemukan bangsa Indonesia bukanlah berarti tidak melahirkan suatu konsep pandangan hidup bangsa; itu terwujud dengan lahirnya Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai petunjuk hidup, pedoman hidup serta sebagai penunjuk arah bagi semua aktivitas hidup masyarakat Indonesia dalam segala bidang. Pancasila berfungsi sebagai cita-cita yang selalu diusahakan untuk dicapai oleh tiap-tiap orang Republic of indonesia sehingga diharapkan bisa terwujud. Oleh karena itu, yang mungkin dapat dikemukakan ialah bahwa pelaksanaan Pancasila dalam hidup bermasyarakat tidak boleh bertentangan dengan norma agama maupun norma-norma yang telah ada dalam masyarakat. Indonesia adalah negara yang penuh dengan kontradiksi. Republic of indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia, dalam artian mempunyai jumlah penduduk yang beragama Islam terbanyak. Di sisi lain, Indonesia pernah mempunyai partai komunis yang terkuat setelah Cina dan Rusia. Di pihak lain, di Indonesia juga terdapat banyak gereja. Pancasila telah menjadi payung bagi kemajemukan bangsa Indonesia. Ia mempunyai daya tarik emosional tersendiri. Ia menjadi ideologi, dan berfungsi sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai-nilai yang digali dari budaya bangsa, yang mencerminkan sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia. Dari segi iman Kristen, kita dapat melihat bahwa ada hubungan yang cukup erat antara Pancasila dan iman Kristen. Ini tercermin dari nilai-nilai yang dikandung oleh keduanya. Kita percaya bahwa Tuhan yang mengutus agama Kristen ada di Indonesia dalam rangka pelaksanaan panggilan orang-orang percaya di segala tempat dan di sepanjang masa untuk menjadi saksi-Nya. Pancasila dalam Perpekstif Iman Kristen Moralitas bagi kehidupan setiap individu ditentukan oleh agama, nilai-nilai budaya setempat, juga ditentukan oleh keadaan suatu bangsa. Dalam hal ini, bangsa Indonesia, tempat Pancasila dengan falsafah dan pandangan hidupnya, merupakan bagian yang penting dalam membentuk moralitas dan perilaku masyarakatnya. Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan pada agama. Apabila filsafat tidak didasarkan pada agama dan hanya semata-mata berdasarkan akal pikir saja, filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran secara objektif. Sebab, yang memberikan penerangan dan putusan adalah akal pikir, sedangkan kesanggupan akal pikir terbatas. Karena itu, filsafat yang berdasarkan pada akal pikir tidak akan sanggup memberi kepuasan bagi manusia. Dalam Roma xiii1-2 disebutkan bahwa tiap-tiap orang harus tunduk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada ditetapkan oleh Allah. Sebab itu, barangsiapa yang melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Umat Kristen, kita harus meyakini dan melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Hal ini bukan berarti bahwa kita menyerahkan diri kepada negara, melainkan kita menyerahkan diri kepada iman kita, yang mengajarkan kepada kita untuk menjadi warga negara yang baik. Sebagai warga negara, gereja sadar bahwa agama Kristen bukanlah negara, melainkan merupakan bagian dari negara, tempat agama Kristen turut untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Iman Kristen tidak mewajibkan orang-orang Kristen untuk membangun negara Kristen, tetapi mengajarkan kepada umatnya untuk bersama-sama dengan masyarakat Republic of indonesia lainnya untuk membangun bangsa ini. Iman Kristen dengan Pancasila tidak dapat dicampuradukkan. Sebab, masing-masing mempunyai falsafah tersendiri. Akan tetapi, dalam Pancasila terkandung nilai-nilai iman Kristen. Dalam terang pengakuan dan kepercayaan itulah, kita, sebagai umat Kristen, berpartisipasi sepenuhnya dalam usaha bangsa dan negara kita untuk melanjutkan pembangunan nasional sebagai pengamalan dari sila-sila Pancasila. Dengan demikian, baik itu nilai-nilai Pancasila yang sangat diyakini kebenarannya maupun nilai-nilai kristiani yang menjadi dasar untuk berperilaku dan bertindak dalam penerapannya tergantung pada masing-masing individu, apakah mau melakukannya atau tidak. Penutup Pancasila adalah jiwa, pandangan hidup serta falsafah hidup bangsa Republic of indonesia. Sikap mental, tingkah laku bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, yang artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Ciri inilah yang dimaksudkan dengan kepribadian. Kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila. Umat Kristen, dalam iman yang diyakininya, mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan moral bangsa karena apa yang dijabarkan oleh Pancasila mengenai nilai-nilai hidup tercermin dalam iman Kristen. Dengan demikian, iman Kristen harus menjadi pedoman bagi warga gereja dalam mengamalkan Pancasila. Unduh Audio Diambil dari Nama situs Tyoino’due south Star Weblog Alamat situs Judul asli artikel Pandangan Kristen Tentang Pancasila Penulis artikel Yowelna Tarumasely Tanggal akses 5 April 2018 Bahkankepercayaan itu menjadi salah satu rukun keimanan kita. Masalahnya adalah dimana l. Dalam ajaran agama Islam, ada yang disebut qadla’ dan qodar. Bahkan kepercayaan itu menjadi salah satu rukun keimanan kita. Masalahnya adalah dimana l. Mohon tunggu Kategori. Halo Lokal . Halo Lokal; Bandung
Ilustrasi ikhtiar. Foto Freepik. Ikhtiar adalah usaha seseorang dalam memperoleh suatu keinginan. Akhlak ini merupakan salah satu sikap yang diajarkan Rasulullah untuk para Kamus Besar Bahasa Indonesia, ikhtiar mengandung beberapa arti yaitu syarat untuk mencapai tujuan, usaha dan upaya. Sedangkan menurut istilah, ikhtiar adalah proses usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil yang terbaik sesuai diberikan potensi oleh Allah untuk membentuk kehidupan yang lebih baik dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Dikutip dari buku Aqidah Akhlaq karya Taofik Yusmansyah, ikhtiar manusia dijelaskan dalam penggalan surat Ar Rad ayat 11, yang berbunyiاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗArtinya Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah memerintahkan manusia agar senantiasa untuk berusaha atau berikhtiar. Selain itu, setiap manusia dianjurkan untuk tidak mudah putus asa, selalu ingin menemukan hal-hal baru, dan tidak cepat merasa puas atas apa yang telah hadits Rasulullah disebutkan bahwa orang yang berikhtiar lebih baik dari pada orang yang meminta-minta. Sebagaimana dikutip dari buku Tetaplah Tawakkal! karya Ustadz Muhammad Salim As-Suburi berikutDari Abu Hurairah menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya. Sungguh, salah seorang dari kalian pergi yang mengambil talinya lalu dia mencari kayu bakar dan dipikulkan ikatan kayu itu di punggungnya. Itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberi maupun tidak memberinya.” HR. Bukhari Hadits tersebut sekaligus menegaskan bahwa ikhtiar wajib dilakukan oleh seluruh umat Muslim. Sebab, harta yang diperoleh dari ikhtiar nilainya jauh lebih baik dan berkah daripada hasil ikhtiarIlustrasi ikhtiar. Foto Freepik. Di balik perintah untuk berikhtiar, terdapat manfaat yang sangat besar bagi manusia. Sebab, Allah tidak akan mewajibkan sesuatu apabila tidak mengandung fadilah di dari buku Diabaikan Allah Dibenci Rasulullah karya Rizem Aizid, berikut beberapa manfaat dari ikhtiarMendapatkan kepuasan batin, karena telah berusaha dengan segala kemampuan yang di hadapan Allah dan sesama dari sifat boros karena merasakan susahnya jerih payah sendiri dan jerih payah orang menggantungkan hidupnya kepada orang IkhtiarIlustrasi ikhtiar. Foto Freepik. Islam telah mengatur segala aspek kehidupan agar umatnya selamat di dunia dan akhirat. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII karya Masan AF, berikut adab yang harus diperhatikan dalam berikhtiarSetiap memulai ikhtiar atau usaha selalu dimulai dengan membaca pada diri sendiri bahwa sesuatu yang diusahakan adalah yang diridhai ikhtiar berupa pekerjaan, maka cintailah pekerjaan dengan sepenuh pekerjaan dengan ikhlas, sehingga seberat apa pun pekerjaan akan terasa waktu sebaik-baiknya, tidak menunda-nunda dalam bekerja. Misalnya datang dan pulang kerja sesuai dengan waktu yang ditentukan.
T35O.
  • kytrkwh8v9.pages.dev/736
  • kytrkwh8v9.pages.dev/537
  • kytrkwh8v9.pages.dev/415
  • kytrkwh8v9.pages.dev/142
  • kytrkwh8v9.pages.dev/875
  • kytrkwh8v9.pages.dev/73
  • kytrkwh8v9.pages.dev/36
  • kytrkwh8v9.pages.dev/547
  • kytrkwh8v9.pages.dev/543
  • kytrkwh8v9.pages.dev/936
  • kytrkwh8v9.pages.dev/946
  • kytrkwh8v9.pages.dev/83
  • kytrkwh8v9.pages.dev/138
  • kytrkwh8v9.pages.dev/51
  • kytrkwh8v9.pages.dev/622
  • apabila usaha atau ikhtiar kita gagal sebaiknya kita bersikap