Jakarta Penipuan hingga kini masih merajalela di tengah kehidupan masyarakat. Oknum-oknum tidak bertanggung jawab ini tak jarang sering merugikan orang lain. Maka dari itu perlu adanya kehati-hatian dan selalu waspada, termasuk saat berobat. Dokter palsu menjadi salah satu musuh dalam selimut dunia medis. Tanpa kualifikasi dan tenaga profesional, mereka berani menjalankan pelayanan kesehatan hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Jika terjadi kesalahan, yang harus menanggung rasa sakit tentu saja 'pasien' yang mendapatkan pengobatan tersebut. Ragam Hoaks Catut Nama Dokter Ada yang 2 Kali Terseret Informasi Palsu Akhir Drama Dokter Palsu Tipu Suami Rp 1,4 Miliar Viral Rumah Dokter Anak di Jogja Berbentuk Kastil, Bak Disneyland Seperti yang baru-baru ini ramai di Facebook. Terjadi tragedi nahas yang dialami pasien, korban dari dokter gigi palsu. Pasien ini diketahui ingin mencabut giginya namun justru mengalami patah rahang. Kejadian ini dibagikan oleh praktisi gigi, Dr. Mohd Khairul Izwan. Dokter Izwan membagikan kisahnya usai mendapat rujukan dari bagian gawat darurat rumah sakit. Pasien mengalami pembengkakan dan nyeri pada bagian kiri wajah selama seminggu. Korban Dokter Gigi PalsuIlustrasi cabut gigi. Sumber SiakapkeliDilansir dari Siakapkeli oleh Jumat 22/1/2021 Dr. Mohd Khairul Izwan menjelaskan jika pria asal Malaysia tersebut mengalami pembengkakan dan nyeri pada bagian kiri wajah selama seminggu. Pembengkakan semakin parah hingga pasien kesulitan membuka mulut. Saat pemeriksaan selesai, sisi kiri wajah pasien tampak bengkak seukuran bola tenis dan agak kemerahan. Pada mulut pasien, terlihat seperti bekas pencabutan gigi molar pada rahang kiri bawah retak. Dengan gusi yang agak membengkak, terlihat bagian tulang rahang serta nanah di sekitarnya. Menurut pasien, dia telah menjalani perawatan pencabutan gigi sekitar 3 minggu sebelumnya di sebuah "klinik swasta" di kota yang tak disebutkan namanya. Tapi yang aneh, setahu dokter Izwan, tidak ada klinik swasta yang terdaftar di kota periksa gigi. UnplashMenurut pasien, dia mencabut gigi geraham kiri bawahnya seharga 60 ringgit atau sekitar Rp 200 ribu. Setelah mencabut gigi tersebut, ia mengalami nyeri di tempat bekas pencabutan gigi selama beberapa hari. Kemudian ia kembali ke “klinik gigi” itu lagi dan hanya diberi obat penghilang rasa sakit. Ia hanya disuruh berkumur dengan air garam di rumah. Lantaran tidak dapat menahan rasa sakit, pasien ini kemudian pergi ke bagian gawat darurat rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Begitu dirawat oleh dokter Izwan, pasien diminta untuk rontgen. Setelah dilakukan rontgen yang terlihat ternyata bukan akar gigi yang tertinggal, justru tulang rahangnya sudah mengalami proses pembusukan dan patah menjadi 2 bagian. Dokter Izwan merasa turut sedih lantaran si pasien sudah membayar mahal pencabutan gigi. Padahal jika di klinik pemerintah, cabut gigi hanya dikenakan biaya 1 ringgit atau tak sampai Rp 5 ribu. Kini pasien itu harus merogoh kocek lebih dalam untuk menjalani perawatan di rumah sakit.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Baca Gigi Kelincinya Jadi Gunjingan, Begini Jawaban Roy Kiyoshi. Perihal ketentuan perundang-undangan terkait tukang gigi ini, kata Diono, pernah diajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) Pasal 73 dan Pasal 78 Undang-Undang No.29/2004 tentang Praktik Kedokteran. Hasil uji materi yang dikabulkan oleh MK tersebut kemudian tetap Kitasangat sering menemukan kalimat serupa di iklan dan kemasan pasta gigi. “Direkomendasikan oleh 9 dari 10 dokter gigi”. Hal ini sudah menjadi standar produk serupa, sehingga banyak brand menggunakan trik ini untuk menarik konsumen. Ketika melihat kalimat ini, muncul sebuah pertanyaan di kepala saya: “Bagaimana dengan si 1 dokter